16.3.13

4 Bulan Petambak di Tulang Bawang Nganggur

"Mereka tak beraktivitas karena tidak lagi menerima natura dan pinjaman biaya hidup dari perusahaan."

VHRmedia, Jakarta – Lebih dari empat bulan sebagian petambak PT Central Pertiwi Bahari (CPB) Bratasena di Desa Dente Teladas,  Tulangbawang, Lampung, tidak lagi beraktivitas.

Mereka tak beraktivitas karena tidak lagi menerima natura dan pinjaman biaya hidup dari perusahaan.“Sekitar dalam satu siklus, kami tidak lagi melakukan aktivitas bertambak sehingga kami tidak mendapatkan biaya hidup dari perusahaan,” kata Sutriman, petambah di Tulangbawang, Senin.

Dia menyebut dicabutnya fasilitas natura dan pinjaman itu membuatnya terpaksa bekereja menjadi pencabut singkong berupah Rp 30 ribu perhari. “Biasanya pekerjaannya ringan, sekarang pekerjaannya berat mencabut singkong, mencangkul di bawah terik matahari,” katanya.

Sutriman menyebut dia tak mengetahui sampai kapan perusahaan akan menghentikan bantuan natura dan pinjaman itu. “Pusing, mana sekolah anak-anak membutuhkan biaya lagi,” kata Sutriman.

Kepala Komunikasi PT CPB Tarpin A Nasri mengkonfirmasi perusahaannya memang tidak memberikan PBH dan Natura. “Untuk sementara memang tidak diberikan dulu sampai batas waktu yang tidak ditentukan, karena CPB sudah tidak berbudidaya,” kata Tarpin.

Dia menyebut perusahaan tidak melakukan aktivitas budidaya karena tidak ada kepastian investasi dan jaminan keamanan perusahaan.  “Agar perusahaan tetap beroperasi, PT CPB mengambil hasil panen udang petambak dari perusahaan lain seperti PT Wahyu Mandiri di Sumatera Selatan,” kata Tarpin. 

Dia menambahkan meski sudah mengambil stok dari perusahaan lain, pasokan udang yang dibutuhkan masih mengalami kekurangan hingga 100 ton per hari.

Kondisi itulah yang menurut Tarpin membuat perusahaan mengurangi jumlah tenaga kerja di Food Processing Division yang yang berasal dari tenaga outsourcing dan petambak.

CPB sejauh ini memiliki area tambak seluas 8.000 hektare termasuk infrastruktur dan petambakan yang terdiri dari empat blok yang terletak di dua kampung yakni Bratasena Adiwarna dan Bratasena Mandiri.

Pekan lalu tiga orang dilaporkan tewas akibat bentrokan antar petambak di di kawasan tambak udang CPB eks Bratasena, Lampung. Selain ketiga korban tewas itu, bentrokan juga melukai 26 orang lainnya.

Ketiga korban tewas tersebut ditemukan di kanal tambak. Polisi menduga korban tewas karena berusaha melarikan diri saat bentrokan dan menceburkan diri ke kanal, padahal mereka tak bisa berenang. 

Bentrokan tersebut melibatkan kelompok Forum Silaturahmi (Forsil) Petambak Bratasena dan kelompok Petambak Peduli Kemitraan (P2K) yang pro perusahaan dan karyawan setempat. (Ant/E2)

 Teguh Nugroho / VHRmedia

sumber : VHRMedia

Tidak ada komentar: